Paus Fransiskus Kecam “Arogansi Penjajah” di Palestina dan Serukan Perdamaian Melalui Dialog

https://www.antaranews.com/
Beraspirasi – Pada Senin (25/11), Paus Fransiskus menyampaikan kritik tajam terhadap “arogansi penjajah” yang terjadi di Palestina, hanya beberapa hari setelah sebelumnya ia menuduh Israel bertanggung jawab atas genosida yang terjadi di Gaza. Pidato tersebut disampaikan pada peringatan 40 tahun perjanjian damai antara Chile dan Argentina, di mana Paus membahas dampak buruk dari konflik bersenjata dan penderitaan yang ditimbulkannya.
Dalam pidatonya, Paus mengungkapkan kekecewaannya terhadap kegagalan umat manusia dalam menangani situasi yang terjadi di Ukraina dan Palestina. Ia menyebutkan bahwa kedua wilayah tersebut mengalami penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh kesombongan dan dominasi penjajah yang semakin memperburuk kondisi. Paus berpendapat bahwa upaya perundingan damai semakin sulit tercapai karena kebijakan-kebijakan yang justru memperburuk ketegangan dan kekerasan di kedua wilayah tersebut. Ia menegaskan bahwa penyelesaian konflik melalui kekuatan dan kebijakan yang tidak adil hanya akan menambah penderitaan rakyat yang terdampak.
Selain itu, Paus Fransiskus juga mengutuk keras perdagangan senjata global yang terus berkembang. Menurutnya, perdagangan senjata ini merupakan contoh nyata kemunafikan, di mana negara-negara yang sering menyerukan perdamaian pada kenyataannya terlibat dalam eskalasi konflik dengan menyuplai senjata ke negara-negara yang berperang. Paus menegaskan bahwa perdamaian yang sejati tidak akan tercapai jika pihak-pihak yang terlibat tidak menghentikan peran mereka dalam memperburuk situasi dengan cara-cara yang merusak.
Pidato tersebut disampaikan di depan sejumlah diplomat dan perwakilan agama, di mana Paus menegaskan bahwa dunia harus kembali mengedepankan dialog sebagai prinsip utama dalam hubungan internasional. Menurutnya, hanya melalui percakapan terbuka dan jujur antar pihak yang bertikai, perdamaian yang stabil dan adil dapat tercapai. Ia juga mengingatkan bahwa segala bentuk kekerasan, baik dari pihak mana pun, tidak akan membawa solusi jangka panjang bagi masyarakat dunia.
Pernyataan Paus pada Senin itu menandai pertama kalinya ia secara eksplisit mengecam kebijakan Israel terkait wilayah Palestina yang sedang diduduki. Sebelumnya, pada akhir September, Paus juga pernah mengkritik penggunaan kekuatan yang dianggapnya “tidak bermoral” di Lebanon dan Gaza, bahkan meminta Israel untuk menahan diri agar tidak terjadi lebih banyak korban. Namun, pidato kali ini lebih spesifik, di mana Paus secara terbuka mengecam kebijakan Israel yang menurutnya semakin memperburuk situasi di Palestina.
Kritikan Paus Fransiskus ini mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap konflik-konflik yang tak kunjung selesai dan penekanan bahwa dunia perlu mengubah pendekatannya dalam menghadapi ketegangan internasional. Sebagai pemimpin spiritual, Paus terus mengingatkan dunia akan tanggung jawab moral untuk mengakhiri penderitaan yang timbul dari konflik-konflik tersebut, dengan selalu menekankan pentingnya dialog dan pendekatan damai sebagai cara untuk mencapai penyelesaian yang adil dan berkelanjutan.