Proyeksi Kenaikan Gaji di Asia Tenggara Tahun 2025, Indonesia dan Vietnam Teratas

Beraspirasi – Laporan terbaru dari kantor konsultan Aon memberikan proyeksi kenaikan gaji untuk tahun 2025 di negara-negara Asia Tenggara. Menurut laporan ini, kenaikan gaji diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2024, dengan Indonesia dan Vietnam diperkirakan mengalami kenaikan signifikan.
Survei yang dilakukan oleh Aon dari Juli hingga September 2024 melibatkan lebih dari 950 perusahaan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Laporan ini mengungkapkan bahwa kenaikan gaji bervariasi antara negara dan sektor industri, dengan sektor teknologi dan manufaktur mengalami kenaikan tertinggi, mencapai 5,8 persen. Sementara itu, sektor lain seperti ritel, konsultasi, bisnis dan layanan masyarakat, serta peralatan medis diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar 5,4 persen.
Namun, beberapa sektor menghadapi kenaikan gaji yang lebih rendah. Industri energi, misalnya, hanya mengalami kenaikan 4,9 persen, diikuti oleh sektor jasa keuangan dengan 4,8 persen dan sektor transportasi yang diperkirakan hanya akan mengalami kenaikan sebesar 4,1 persen.
Perbandingan Kenaikan Gaji Antara Negara-negara Asia Tenggara
Dari hasil laporan tersebut, proyeksi kenaikan gaji di beberapa negara Asia Tenggara menunjukkan variasi yang cukup signifikan. Vietnam, misalnya, diperkirakan akan mengalami kenaikan gaji sebesar 6,7 persen pada tahun 2025, meskipun pada tahun 2024 kenaikan gaji di negara ini sudah cukup tinggi, yakni 6,4 persen. Sementara itu, Indonesia, yang mengalami kenaikan gaji sebesar 5,7 persen pada 2024, diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 6,3 persen pada tahun 2025.
Filipina, yang mengalami kenaikan gaji sebesar 5,4 persen pada 2024, juga diperkirakan akan mencatatkan kenaikan lebih tinggi pada 2025, yaitu sebesar 5,8 persen. Di sisi lain, Malaysia diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan, dengan kenaikan gaji 5 persen pada 2025, meskipun angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Namun, ada beberapa negara yang diperkirakan akan mengalami kenaikan gaji yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Singapura, yang merupakan negara maju, diperkirakan hanya akan mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen pada 2025, meskipun angka ini sedikit lebih tinggi dari tahun 2024 yang tercatat sebesar 4,2 persen. Hal ini terkait dengan inflasi yang cenderung lebih rendah di Singapura dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya di kawasan ini.
Thailand, yang pada tahun 2024 mengalami kenaikan gaji sebesar 4,4 persen, diperkirakan akan sedikit meningkat menjadi 4,7 persen pada tahun 2025. Namun, tingkat pertumbuhan ekonomi Thailand yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain juga menjadi faktor yang mempengaruhi proyeksi kenaikan gaji di negara ini.
Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Gaji di Asia Tenggara
Rahul Chawla, mitra Aon dan kepala solusi bakat untuk Asia Tenggara, menjelaskan bahwa kenaikan gaji yang lebih tinggi di negara-negara berkembang seperti Vietnam dan Indonesia dapat dipengaruhi oleh inflasi yang lebih tinggi dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat. Sementara itu, negara-negara seperti Singapura dan Thailand, dengan ekonomi yang lebih stabil dan tingkat inflasi yang lebih rendah, mengalami kenaikan gaji yang lebih terbatas.
Chawla juga menjelaskan bahwa negara-negara dengan pasar tenaga kerja yang lebih berkembang dan fleksibel, seperti Vietnam dan Indonesia, cenderung mengalami kenaikan gaji yang lebih tinggi. Sebaliknya, negara dengan sumber daya manusia yang kurang lincah dan memiliki struktur ekonomi yang lebih terkonsolidasi, seperti Thailand, akan mengalami kenaikan gaji yang lebih terbatas.
Kesimpulan dan Proyeksi Masa Depan
Proyeksi kenaikan gaji di Asia Tenggara pada tahun 2025 menunjukkan tren yang positif di sebagian besar negara, terutama di Vietnam dan Indonesia yang diperkirakan akan mengalami kenaikan gaji tertinggi. Sementara itu, negara-negara seperti Singapura dan Thailand diperkirakan akan mencatatkan kenaikan yang lebih moderat.
Kenaikan gaji ini juga mencerminkan dinamika ekonomi dan pasar tenaga kerja di masing-masing negara, dengan faktor inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan fleksibilitas pasar tenaga kerja menjadi penentu utama dalam proyeksi ini. Dengan proyeksi ini, perusahaan dan karyawan di Asia Tenggara dapat merencanakan strategi gaji dan tunjangan yang lebih baik untuk menghadapinya pada tahun 2025.