Kasus Judi Online Alwin Jabarti Kiemas: Bantahan PDIP dan Tuduhan Politisasi

Beraspirasi – Penangkapan Alwin Jabarti Kiemas, tersangka kasus judi online yang melibatkan jaringan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), menghebohkan publik. Nama Alwin menjadi sorotan karena diduga memiliki hubungan keluarga dengan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, meskipun klaim ini telah dibantah tegas oleh PDIP.
Peran Alwin Jabarti Kiemas dalam Sindikat Judi Online
Alwin, yang sebelumnya dikenal sebagai figur sukses di dunia digital, diduga memimpin jaringan yang memanfaatkan celah di sistem pemblokiran situs ilegal. Ia berperan memverifikasi dan memfilter situs judi online agar tetap dapat diakses. Dalam operasinya, Alwin bekerja sama dengan dua tersangka lain, M alias A dan AK.
Menurut Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, ketiga tersangka memiliki peran yang terorganisir. “Tersangka AJ, yang merupakan Alwin Jabarti Kiemas, menjadi pengatur strategi utama dalam jaringan ini,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (25/11).
Alwin sebelumnya dikenal sebagai CEO startup TekenAja, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan tanda tangan digital, bekerja sama dengan lembaga seperti Direktorat Jenderal Pajak, BNI, dan Telkomsigma. Kesuksesannya dalam dunia bisnis digital semakin menonjolkan sosoknya sebelum kasus ini mencuat.
Karier Cemerlang Sebelum Kasus
Sebelum terlibat dalam kasus ini, Alwin membangun rekam jejak profesional yang mengesankan. Ia memulai kariernya di sektor perbankan, bekerja di HSBC sebagai asisten manajer kartu kredit, lalu pindah ke Citibank sebagai vice president di divisi risk treasury institutional clients group. Setelah delapan tahun di Citibank, Alwin mulai mendirikan perusahaan rintisan, termasuk BalitaKita dan TekenAja.
Startup TekenAja bekerja sama dengan sejumlah institusi besar, termasuk Kementerian Komunikasi dan Digital, hingga memposisikan dirinya sebagai salah satu penyedia layanan sertifikasi elektronik terpercaya.
Bantahan PDIP: Tidak Ada Hubungan dengan Megawati
Nama Alwin semakin menarik perhatian karena dikaitkan dengan Megawati Soekarnoputri dan PDIP. Namun, Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy menegaskan bahwa Alwin bukan keluarga Megawati maupun kader PDIP.
“Yang bersangkutan tidak memiliki hubungan dengan PDI Perjuangan atau Ketua Umum Megawati Soekarnoputri,” kata Ronny pada Selasa (26/11). Ia menilai, tuduhan tersebut sebagai upaya untuk mencemarkan nama baik PDIP menjelang Pilkada serentak 2024.
Ronny juga menyatakan akan mengambil langkah hukum terhadap akun media sosial yang menyebarkan informasi palsu. “Pernyataan tendensius yang mengaitkan nama Ibu Megawati dan PDIP dalam kasus ini adalah bentuk fitnah. Kami akan melaporkan hal ini,” tegasnya.
Dugaan Politisasi Hukum
Juru bicara PDIP, Chico Hakim, menambahkan bahwa kasus Alwin menjadi bukti adanya politisasi hukum. Ia mengkritisi waktu pengungkapan kasus ini yang berdekatan dengan masa tenang Pilkada, mencurigai ada agenda politik di baliknya.
“Penangkapan Alwin yang baru diumumkan setelah masa tahanan sebulan adalah bentuk politisasi hukum. Judi online yang masif ini berkembang karena adanya perlindungan dari oknum aparat dan penguasa,” ujar Chico.
Ia juga menyoroti keterlibatan mafia judi online dalam pendanaan politik, mulai dari pilpres hingga pilkada. Chico menyarankan pembentukan Komite Khusus Independen untuk menelusuri aliran dana ilegal yang berpotensi memengaruhi hasil politik.
“Kami mendesak pembentukan Komite Khusus Independen yang melibatkan akademisi, masyarakat sipil, dan penegak hukum untuk mengusut tuntas aliran dana haram dalam politik,” imbuhnya.
Langkah Lanjutan
Kasus Alwin Jabarti Kiemas tidak hanya memantik diskusi tentang integritas hukum tetapi juga membuka pertanyaan lebih luas tentang pengawasan terhadap aktivitas digital di Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi, penegakan hukum harus memastikan bahwa inovasi tidak disalahgunakan untuk kepentingan ilegal.
PDIP menegaskan komitmennya untuk melawan segala bentuk fitnah dan menyerukan pengusutan tuntas kasus ini. Sementara itu, publik berharap bahwa pengungkapan kasus ini tidak berhenti di permukaan, tetapi benar-benar membongkar jaringan besar di balik judi online yang telah merugikan masyarakat luas.