BPBD Kabupaten Bandung Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir, Evakuasi dan Pemulihan Dipercepat

https://www.antaranews.com/
Beraspirasi – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung telah menetapkan status tanggap darurat banjir mulai 22 November hingga 6 Desember 2024. Keputusan ini diambil setelah banjir melanda delapan kecamatan di wilayah tersebut, yang dipicu oleh curah hujan ekstrem dan kondisi cuaca buruk yang berlangsung selama beberapa hari.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska, menyampaikan bahwa penetapan status tanggap darurat ini bertujuan untuk mempercepat proses pemulihan serta memfasilitasi upaya penanganan bencana di daerah terdampak. “Dengan status tanggap darurat, kami dapat segera melaksanakan evakuasi, membersihkan lumpur dan sampah, serta memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir,” ujar Uka di Bandung, Jawa Barat, Senin (25/11).
Menurut Uka, status tanggap darurat ini memungkinkan pemerintah untuk mengakses Dana Tidak Terduga (DTT), yang bisa dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan serta memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana. Hingga saat ini, banjir masih menggenangi delapan kecamatan, yaitu Kecamatan Bojongsoang, Dayeuhkolot, Pameungpeuk, Baleendah, Katapang, Ciparay, Pacet, dan Majalaya. Keadaan ini menyebabkan kerusakan parah, baik pada hunian maupun infrastruktur publik.
BPBD Kabupaten Bandung juga telah mendirikan beberapa posko tanggap darurat untuk menyalurkan bantuan logistik kepada para pengungsi. Uka mengatakan, “Kami mendirikan tenda-tenda di kawasan Taman Air Bojongsoang untuk membantu warga yang terdampak banjir di Dayeuhkolot dan sekitarnya.” Posko ini juga berfungsi untuk mendistribusikan kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, serta peralatan kebersihan kepada pengungsi yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Data sementara yang dihimpun BPBD menunjukkan bahwa sebanyak 2.014 rumah terendam banjir, dengan lebih dari 12.250 kepala keluarga (KK) terdampak. Tim BPBD Kabupaten Bandung masih terus melakukan evaluasi dan verifikasi di lapangan untuk memastikan jumlah korban dan kerusakan yang terakumulasi dapat dipastikan dengan akurat.
Selain mendirikan posko dan menyalurkan bantuan sembako, BPBD juga memberikan bantuan berupa terpal, beras, dan peralatan kebersihan lainnya untuk meringankan penderitaan para pengungsi. Uka menyebutkan, “Kami berharap ada solidaritas dari berbagai pihak, termasuk dukungan dalam bentuk makanan dan tenda pengungsian, mengingat logistik yang tersedia saat ini sudah mulai menipis.”
Keterbatasan stok logistik di lapangan memaksa BPBD Kabupaten Bandung untuk terus berupaya mencari bantuan tambahan dari berbagai sumber. “Kami terus mengupayakan tambahan bantuan dari pihak-pihak terkait agar kebutuhan pengungsi dapat terpenuhi,” tambah Uka.
Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Bandung ini disebabkan oleh intensitas hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir, yang menyebabkan Sungai Citarum meluap dan menggenangi empat kecamatan. Sebagai langkah lanjutan, BPBD dan instansi terkait lainnya akan terus berkoordinasi untuk memberikan dukungan maksimal dalam upaya pemulihan serta membantu para pengungsi kembali ke kehidupan normal secepatnya.
Pemerintah daerah juga berencana untuk mempercepat proses pemulihan infrastruktur dan memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang masih terjebak dalam kondisi darurat, guna mengurangi dampak bencana ini secepat mungkin.