Ukraina Siap Teken Perjanjian Mineral dengan AS, Zelenskyy Tekankan Dukungan Eropa

Beraspirasi – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Minggu malam (2/3) menyampaikan bahwa negaranya siap menandatangani perjanjian terkait bahan mineral dengan Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa kebijakan Ukraina adalah tetap melanjutkan kebijakan yang telah diterapkan di masa lalu. Menurutnya, pendekatan konstruktif selalu menjadi prioritas dalam menjalin kerja sama dengan negara lain.
Zelenskyy juga menyebutkan bahwa jika kesepakatan mengenai perjanjian tersebut telah tercapai, maka Ukraina tidak memiliki alasan untuk menunda penandatanganan. Pernyataan ini mencerminkan sikap tegas pemerintahannya dalam memperkuat hubungan ekonomi dan diplomatik dengan mitra strategisnya, termasuk Amerika Serikat.
Sebelumnya, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengungkapkan dalam wawancara dengan CBS News bahwa perjanjian tersebut tidak akan dapat ditandatangani tanpa adanya kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia. Pernyataan itu menunjukkan bahwa bagi AS, stabilitas politik di kawasan menjadi faktor utama sebelum kesepakatan dapat direalisasikan.
Sementara itu, media Prancis, Le Figaro, melaporkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron serta Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah mengajukan usulan mengenai gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Ketika ditanya mengenai usulan tersebut, Zelenskyy menyatakan bahwa dirinya telah mengetahui seluruh informasi terkait. Ia menekankan bahwa sikap Ukraina harus diperhatikan oleh semua pihak dan menolak adanya ambiguitas dalam negosiasi.
Terkait pertemuannya dengan para pemimpin Eropa di London pada Minggu, Zelenskyy menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang terus diberikan kepada Ukraina. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas solidaritas yang ditunjukkan oleh negara-negara Eropa terhadap negaranya. Dalam unggahannya di platform X, ia menulis bahwa Ukraina merasakan dukungan yang kuat bagi rakyatnya, baik para prajurit maupun warga sipil, serta bagi kemerdekaan yang sedang diperjuangkan.
Zelenskyy juga menegaskan bahwa persatuan di antara negara-negara Eropa saat ini berada dalam kondisi yang sangat baik. Ia menjelaskan bahwa Ukraina bersama para mitranya tengah mendiskusikan jaminan keamanan serta kerangka kerja yang dapat membawa perdamaian yang adil. Dalam waktu dekat, beberapa keputusan penting diharapkan akan segera diambil demi memastikan masa depan yang lebih stabil bagi Ukraina.
Dalam konferensi pers yang digelar sebelumnya, Zelenskyy mendapatkan pertanyaan mengenai apakah Ukraina bersedia menerima garis kontak saat ini sebagai perbatasan de facto yang baru. Menanggapi hal tersebut, ia menjelaskan bahwa pembicaraan di London masih berfokus pada langkah awal. Ia pun menolak untuk mengungkapkan rincian sebelum ada kesepakatan resmi yang disepakati.
Lebih lanjut, Zelenskyy menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah mengakui wilayah yang saat ini diduduki oleh Rusia sebagai bagian dari Rusia. Baginya, jaminan keamanan yang solid bagi Ukraina akan menjadi faktor utama dalam mencegah terjadinya agresi dari Rusia di masa mendatang.
Dalam kesempatan yang sama, Zelenskyy menekankan bahwa jaminan keamanan terbaik bagi Ukraina adalah memiliki angkatan bersenjata yang kuat. Oleh karena itu, ia menganggap dukungan dari sekutu-sekutu Eropa sangatlah penting. Ia juga menyerukan agar aset-aset Rusia yang telah dibekukan dapat digunakan untuk membiayai rekonstruksi Ukraina.
Mengenai hubungan dengan Amerika Serikat, Zelenskyy menegaskan bahwa kerja sama kedua negara akan tetap berlanjut. Ia mengakui bahwa pertemuannya dengan Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih pada Jumat lalu tidak memberikan hasil yang positif bagi kemitraan antara kedua negara. Namun, ia optimistis bahwa ketegangan tersebut dapat diredakan dan pembicaraan yang lebih konstruktif akan menghasilkan keputusan yang menguntungkan di masa depan.
Terkait seruan dari beberapa politisi AS yang meminta dirinya mundur dari jabatan presiden, Zelenskyy menyatakan bahwa ia hanya akan mempertimbangkan opsi tersebut apabila pengunduran dirinya bisa menjamin keanggotaan Ukraina di NATO. Ia menegaskan bahwa jika kepergiannya dapat membuka jalan bagi Ukraina untuk bergabung dengan NATO, maka ia menganggap misinya telah selesai.
Namun, ia juga menambahkan bahwa mengganti dirinya sebagai pemimpin negara bukanlah perkara mudah. Menurutnya, tidak cukup hanya dengan mengadakan pemilu, tetapi juga harus ada upaya untuk mencegahnya berpartisipasi. Ia menegaskan bahwa hal tersebut akan menjadi tantangan besar bagi pihak-pihak yang menginginkan perubahan kepemimpinan di Ukraina.
Pernyataan Zelenskyy ini menunjukkan bahwa Ukraina masih berupaya untuk menjaga hubungan baik dengan sekutu-sekutunya di Eropa dan Amerika Serikat, meskipun menghadapi tantangan besar dalam konflik yang terus berlangsung dengan Rusia. Keputusan-keputusan yang akan diambil dalam waktu dekat diharapkan dapat membawa dampak signifikan bagi masa depan negara tersebut.