Kota-Kota yang Diprediksi Akan Tenggelam Sebelum Akhir Abad Ini

Beraspirasi – Berdasarkan peringatan dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), permukaan laut global diperkirakan akan naik antara 3 hingga 3,6 meter pada tahun 2100. Hal ini terutama disebabkan oleh mencairnya lapisan es di Antartika yang terus berlangsung akibat pemanasan global. Kondisi ini membawa risiko serius bagi berbagai kota di dunia, termasuk beberapa kota besar yang berpotensi tenggelam sebelum abad ini berakhir.
Menurut para ahli, kemungkinan beberapa kota ini akan tenggelam memang kecil, tetapi tetap nyata. Seorang pakar kelautan dari NOAA, William Sweet, menyebutkan bahwa situasi ini bukan sekadar skenario yang dibuat-buat, melainkan ancaman yang mungkin terjadi. Berikut adalah beberapa kota yang diperkirakan akan menghadapi bencana ini dalam 30 hingga 80 tahun mendatang.
1. Charleston, South Carolina, Amerika Serikat
Charleston diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050. Sekitar 64.000 penduduk kota ini berada dalam risiko banjir pesisir dalam kurun waktu 100 tahun mendatang. Charleston City Paper bahkan memprediksi bahwa kota ini bisa berubah menjadi “kota hantu setengah tenggelam” pada pertengahan abad ini. Jika permukaan laut naik hingga 3,6 meter, lebih dari 75 persen wilayah Charleston mungkin akan terendam.
2. Miami, Amerika Serikat
Miami juga menghadapi ancaman serius. Dalam 30 tahun mendatang, sekitar 12.000 rumah di kawasan Pantai Miami diprediksi akan terkena dampak banjir akibat naiknya permukaan laut. Nilai total properti yang terancam mencapai USD6,4 miliar atau sekitar Rp101,8 triliun. Pada akhir abad ini, kota ini hampir pasti akan mengalami banjir signifikan, yang memaksa pemerintah dan penduduk untuk mencari solusi jangka panjang, seperti meninggikan bangunan.
3. Venesia, Italia
Tanah di Venesia terus mengalami penurunan permukaan hingga kurang dari satu inci setiap tahunnya. Meski Italia telah memulai proyek penghalang banjir sejak 2003 dengan anggaran USD6,5 miliar (Rp103,4 triliun), proyek ini belum selesai meski seharusnya rampung pada 2011. Kota yang terkenal dengan kanal-kanalnya ini baru saja mengalami banjir terparah dalam satu dekade terakhir, semakin mempertegas ancaman tenggelam di masa depan.
4. Jakarta, Indonesia
Ibu kota Indonesia, Jakarta, juga menghadapi risiko besar. Penurunan tanah akibat eksploitasi air tanah membuat kota ini kehilangan ketinggiannya hingga 7 inci per tahun. Pada 26 April 2019, banjir besar yang melanda Jakarta menjadi bukti nyata akan ancaman tersebut. Diperkirakan pada tahun 2050, sebagian besar wilayah Jakarta akan terendam air jika masalah ini tidak segera diatasi.
5. Dhaka, Bangladesh
Kota Dhaka kerap dilanda banjir saat musim hujan. Dengan sistem drainase yang kurang memadai, kota ini berada dalam ancaman tenggelam pada 2050. Menurut laporan, sekitar 17 persen wilayah Bangladesh dapat terendam akibat kenaikan permukaan laut. Meskipun Bangladesh hanya menyumbang 0,3 persen emisi karbon global, dampaknya terhadap negara ini sangat besar.
6. Bangkok, Thailand
Bangkok mengalami penurunan permukaan tanah lebih dari 1 sentimeter setiap tahun. Situasi ini membuat kota ini berpotensi tenggelam di bawah permukaan laut pada tahun 2030. Untuk mengurangi risiko banjir, pemerintah Bangkok telah membangun infrastruktur seperti taman penampung air seluas 11 hektar yang mampu menahan hingga 1 juta galon air hujan selama musim panas.
Kesimpulan
Kenaikan permukaan laut menjadi ancaman nyata bagi banyak kota di dunia. Tanpa langkah-langkah mitigasi yang efektif, kota-kota ini dapat berubah menjadi wilayah tak berpenghuni atau bahkan tenggelam sepenuhnya. Peningkatan kesadaran global dan tindakan nyata untuk mengurangi emisi karbon serta menjaga lingkungan adalah hal mendesak untuk mencegah bencana ini.