Kadin Perkuat Ekosistem Energi Hijau Lewat Roadshow dan Green Energy Investment Da

Sumber: antaranews.com
Beraspirasi – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyoroti tiga faktor utama dalam memperkuat ekosistem energi hijau di Indonesia, yaitu peningkatan permintaan energi hijau, kolaborasi dalam teknologi serta rantai pasok, dan upaya menarik lebih banyak pengembang untuk berinvestasi. Ketiga aspek ini menjadi fokus utama dalam rangkaian roadshow yang diselenggarakan menjelang acara *Green Energy Investment Day*.
Ketua Harian Kelompok Kerja Transisi Energi Kadin, Anthony Utomo, menjelaskan bahwa tanpa adanya permintaan nyata, pengembangan energi hijau tidak akan memberikan dampak yang optimal. Menurutnya, sektor industri seperti pusat data (*data center*) serta pabrik yang memproduksi *green product* harus mampu menyerap energi yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit baru.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat investasi di sektor ini, Kadin berencana untuk menggelar serangkaian roadshow yang akan memuncak pada acara *Green Energy Investment Day* pada pertengahan tahun 2025. Anthony menekankan bahwa acara tersebut bukan sekadar ajang diskusi, melainkan sebuah momentum penting untuk meluncurkan proyek-proyek yang memiliki dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia.
Selain aspek permintaan, Kadin juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam teknologi dan rantai pasok guna menarik investasi dan membangun kemitraan dengan berbagai pelaku industri energi hijau di Indonesia. Anthony menegaskan bahwa kehadiran lebih banyak pengembang di sektor ini akan menciptakan harga yang lebih kompetitif serta membuka akses terhadap sumber pendanaan yang lebih terjangkau.
Dalam mencari mitra teknologi terbaik, Kadin menyadari bahwa beberapa negara memiliki keunggulan tersendiri dalam industri energi terbarukan. Sebagai contoh, Denmark dan Jerman dikenal memiliki teknologi canggih dalam Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), sementara China mendominasi industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Meskipun China masih menjadi pemain utama dalam sektor ini, Kadin berusaha untuk memperluas kemitraan dengan berbagai negara guna mengurangi ketergantungan terhadap satu pihak. Diversifikasi mitra ini dianggap penting untuk memastikan bahwa proses alih teknologi dapat berjalan dengan baik dan tetap sesuai dengan kepentingan strategis Indonesia di tingkat global.
Anthony menambahkan bahwa Kadin berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai penyedia teknologi dari negara lain agar transfer teknologi dapat dilakukan secara optimal. Langkah ini dilakukan tanpa mengabaikan kepentingan Indonesia dalam menjaga hubungan global yang strategis.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang ESDM Kadin, Aryo Djojohadikusumo, dalam acara *Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025*, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat tiga negara yang telah mengajukan proposal untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, China, dan Rusia.
Menurut Aryo, proposal yang diajukan masih dalam tahap negosiasi. Namun, dari ketiga negara tersebut, Amerika Serikat telah menjalin kemitraan dengan anggota Kadin. Sementara itu, Rusia melalui perusahaan Rosatom juga telah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan PLTN di Indonesia. Pernyataan resmi ini disampaikan langsung dalam pertemuan antara Sergei Shoigu dan Presiden Indonesia beberapa waktu lalu.
Sebagai bagian dari strategi transisi energi nasional, Kadin juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Pertahanan (Unhan). Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi nasional serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang energi hijau.
Melalui dukungan akademisi dan penelitian dari Unhan, Kadin berharap dapat memperkuat landasan kebijakan yang mendukung implementasi transisi energi berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang semakin luas, baik dengan mitra global maupun lembaga akademik dalam negeri, Kadin optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai ekosistem energi hijau yang lebih kuat, mandiri, dan berkelanjutan.
Langkah-langkah strategis yang dilakukan sepanjang tahun 2025 ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih bersih dan inklusif bagi Indonesia.