Inggris, Jepang, dan Italia Pilih Reading sebagai Markas Program Jet Tempur Masa Depan

Beraspirasi – Pada hari Rabu, diumumkan bahwa Inggris, Jepang, dan Italia telah memutuskan untuk menjadikan kota Reading di Inggris sebagai markas besar untuk program jet tempur masa depan bersama mereka. Keputusan tersebut diungkapkan selama diskusi tingkat tinggi antara Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, dan Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani, yang menandai langkah penting dalam mempererat hubungan pertahanan antara kedua negara.
Markas besar baru ini nantinya akan mengawasi perkembangan Global Combat Air Program (GCAP), sebuah proyek kolaboratif yang melibatkan ketiga negara. Program ini bertujuan untuk merancang dan membangun jet tempur siluman generasi berikutnya yang diharapkan dapat menyaingi F-35 milik Amerika Serikat. Proyek ini menjadi simbol dari komitmen ketiga negara untuk mengembangkan teknologi pertahanan mutakhir yang dapat memberikan keuntungan strategis di masa depan.
Pengumuman tersebut disampaikan pada saat yang bersamaan dengan dimulainya latihan militer Vigilant Isles yang diselenggarakan di Jepang. Dalam latihan yang kini memasuki tahun ketiga ini, lebih dari 100 tentara Inggris dari Brigade Serangan Udara ke-16 berlatih bersama Pasukan Bela Diri Darat Jepang di pulau Kyushu. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas antara pasukan kedua negara, dan Inggris menjadi satu-satunya negara Eropa yang melakukan pelatihan militer bilateral dengan Jepang. Langkah ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam kerja sama militer antara Inggris dan Jepang.
Selama pertemuan di London, Healey dan Nakatani juga membahas masalah penting lainnya, seperti keamanan di kawasan Indo-Pasifik dan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan di tengah ketidakstabilan global. Healey mengungkapkan komitmen Inggris untuk memperkuat hubungan dengan Jepang, dengan menyatakan bahwa ketidakstabilan global yang semakin meningkat menjadikan kerja sama internasional, khususnya dengan Jepang, semakin penting.
Program Global Combat Air Program (GCAP) diharapkan akan menciptakan ratusan lapangan kerja terampil di Inggris, dengan lebih dari 3.500 insinyur dan programmer yang saat ini terlibat dalam pengembangan program ini di seluruh negeri. Program ini akan menciptakan peluang ekonomi yang besar, baik bagi negara yang terlibat maupun sektor industri pertahanan secara keseluruhan. Dalam hal ini, Healey menyatakan bahwa proyek ini tidak hanya akan memperkuat sektor keamanan nasional, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Inggris melalui penciptaan pekerjaan.
Pada Desember 2024, BAE Systems (Inggris), Leonardo (Italia), dan Japan Aircraft Industrial Enhancement Co. Ltd. (JAIEC) menandatangani perjanjian usaha gabungan yang bertujuan untuk membentuk perusahaan baru yang akan memimpin pelaksanaan program GCAP. Perusahaan ini juga akan memiliki markas di Inggris. Healey menyebutkan bahwa perjanjian tersebut mendukung upaya Inggris untuk menjaga keamanan nasional, sekaligus memberikan dampak positif terhadap perekonomian dengan meningkatkan jumlah lapangan kerja terampil.
Sementara itu, BAE Systems, yang berpusat di Lancashire, telah lama bekerja sama dengan Italia, Jerman, dan Spanyol dalam memproduksi Eurofighter Typhoon, serta dengan Lockheed Martin dalam memproduksi komponen F-35. Namun, proyek GCAP ini berpotensi untuk berkembang lebih jauh lagi, termasuk kemungkinan untuk melibatkan Arab Saudi dalam kolaborasi tersebut. Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, baru-baru ini menyarankan agar kemitraan antara Inggris, Jepang, dan Italia dapat diperluas untuk mencakup Arab Saudi, yang kemungkinan besar akan memperkuat aliansi ini dan meningkatkan skala proyek ke depan.
Dengan perkembangan ini, GCAP tidak hanya berfungsi sebagai program pertahanan, tetapi juga sebagai alat diplomatik yang mempererat kerja sama internasional, mengingat pentingnya hubungan strategis dalam dunia yang semakin terhubung dan saling bergantung.