China Sukses Uji Coba Sistem Restorasi Listrik Otonom Berbasis AI

Beraspirasi – China kembali mencatatkan kemajuan dalam teknologi energi dengan keberhasilan uji coba sistem restorasi jaringan listrik otonom 110 kilovolt (kV) yang pertama di negara itu. Teknologi canggih ini didukung oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan telah diuji coba di Shenzhen, kota yang dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dan teknologi di China.
Sistem ini diterapkan pada gardu induk berkapasitas 110 kV yang berada di kompleks kantor pusat industri emerging strategis Liuxiandong. Dalam uji coba yang dilakukan, sistem tersebut menunjukkan kemampuannya dalam memulihkan aliran listrik dalam waktu hanya 17 detik ketika terjadi gangguan simulasi. Efisiensi ini meningkat sebesar 95 persen dibandingkan dengan metode pengoperasian manual yang selama ini digunakan. Hal tersebut disampaikan oleh Biro Catu Daya Shenzhen di bawah naungan China Southern Power Grid.
Teknologi restorasi mandiri ini beroperasi dengan memanfaatkan algoritma AI untuk secara otomatis mendeteksi gangguan, menghasilkan strategi pemulihan daya dalam waktu nyata (real-time), serta secara otomatis beralih ke sumber listrik cadangan. Dengan sistem ini, waktu henti layanan (downtime) dapat diminimalkan, sehingga keandalan catu daya dapat meningkat secara signifikan. Hal ini menjadi sangat penting terutama di wilayah-wilayah strategis seperti Liuxiandong, yang merupakan pusat industri teknologi informasi dan AI generasi berikutnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan listrik di kawasan tersebut mengalami pertumbuhan pesat. Sejak tahun 2020, telah dilakukan pembangunan tiga gardu induk baru untuk mengakomodasi lonjakan kebutuhan energi. Dengan penambahan ini, kapasitas total gardu induk di area tersebut meningkat hingga 858 megavolt ampere (MVA). Kapasitas pasokan daya regional juga mengalami lonjakan hingga mencapai 2,2 kali lipat dibandingkan sebelumnya.
Zu Yueqiang, manajer proyek dari divisi konstruksi Shenzhen Power Supply Bureau, menjelaskan bahwa proyek pembangunan gardu induk 110 kV ini telah memperoleh investasi senilai 93 juta yuan. Jika dikonversikan, jumlah tersebut setara dengan 12,96 juta dolar AS. Dengan adanya tambahan investasi ini, kapasitas listrik yang tersedia meningkat sebesar 189 MVA, serta didukung oleh jalur transmisi baru sepanjang 9,3 kilometer.
Gardu induk ini tidak hanya melayani kebutuhan energi bagi kawasan industri, tetapi juga mendukung operasional fasilitas penting lainnya. Beberapa di antaranya adalah Stasiun Kereta Cepat Xili Shenzhen serta kantor pusat DJI, perusahaan teknologi ternama yang dikenal sebagai pemimpin industri drone global. Kantor pusat DJI sendiri sering disebut sebagai “Sky City” karena desain dan inovasi canggih yang dimilikinya.
Dengan penerapan sistem restorasi listrik berbasis AI ini, China semakin memperkuat posisinya sebagai negara yang terus berinovasi dalam sektor energi. Keberhasilan uji coba ini menandakan bahwa teknologi kecerdasan buatan dapat dioptimalkan dalam meningkatkan efisiensi distribusi listrik, mengurangi gangguan layanan, serta memastikan stabilitas pasokan listrik untuk mendukung pertumbuhan industri dan teknologi di masa depan.