BMT NU Ngasem Bojonegoro Jadi Model Koperasi Syariah Berdaya Saing

Sumber: antaranews.com
Beraspirasi – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi terhadap model bisnis yang dikembangkan oleh Baitul Maal Wa Tamwil Nahdlatul Ulama (BMT NU) Ngasem, Bojonegoro. Menurutnya, konsep yang diterapkan oleh lembaga keuangan mikro syariah ini dapat dijadikan referensi oleh koperasi lain yang ingin berkembang dengan skala besar dan lebih profesional.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Surabaya pada Rabu, Khofifah menjelaskan bahwa BMT NU Ngasem telah menunjukkan bagaimana koperasi dapat dikelola dengan cara modern tanpa meninggalkan prinsip ekonomi berbasis syariah. Model bisnis yang diterapkan tidak hanya mengelola simpan pinjam, tetapi juga merambah berbagai sektor usaha yang terintegrasi dalam satu sistem.
BMT NU Ngasem berlokasi di Jalan Raya Ngasem-Kalitidu, Dukoh Kidul, Kecamatan Ngasem. Lembaga ini memiliki gedung lima lantai yang difungsikan untuk berbagai usaha. Lantai pertama digunakan sebagai gudang, area parkir, serta fasilitas gym. Lantai dua berisi pusat informasi, swalayan, rumah kecantikan, barbershop, food court, tempat pijat refleksi, dan kantor manajemen.
Sementara itu, lantai tiga dimanfaatkan untuk ruang rapat dan perpustakaan digital, sedangkan lantai empat memiliki ballroom, penginapan berbasis syariah, serta area food court tambahan. Di lantai lima, tersedia kolam renang serta area bermain yang bisa dimanfaatkan oleh anggota dan masyarakat sekitar.
Menurut Khofifah, pemanfaatan gedung untuk berbagai layanan perdagangan dan jasa ini merupakan langkah inovatif. Ia juga menyebutkan bahwa konsep “holding koperasi” yang diterapkan oleh BMT NU Ngasem bisa menjadi inspirasi bagi koperasi lain yang ingin berkembang secara mandiri dan lebih kompetitif di pasar.
Gubernur Jawa Timur itu menilai bahwa biasanya istilah holding lebih sering dikaitkan dengan perusahaan besar, tetapi di BMT NU Ngasem, konsep tersebut diterapkan dalam skala koperasi. Hal ini memungkinkan berbagai unit usaha dalam satu jaringan koperasi untuk berkembang bersama di bawah manajemen yang solid dan terarah.
BMT NU Ngasem mulai beroperasi sejak pertengahan tahun 2012 dengan modal awal sebesar Rp67 juta. Seiring dengan perkembangan usahanya, aset lembaga ini terus mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2023, asetnya telah mencapai lebih dari Rp201 miliar. Kini, nilai asetnya sudah menembus angka Rp300 miliar tanpa bantuan dari perbankan.
Perkembangan pesat BMT NU Ngasem juga ditunjukkan dengan ekspansi cabangnya. Hingga saat ini, lembaga keuangan syariah ini telah memiliki 31 cabang yang tersebar di beberapa daerah, seperti Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Ngawi. Lebih dari 170 tenaga operasional turut mendukung jalannya aktivitas bisnis sehari-hari.
Khofifah menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap bekerja sama dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro lainnya, termasuk BMT NU Ngasem, melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah. Ia juga menyatakan bahwa pemerintah akan membantu koperasi yang membutuhkan proses legalitas guna mendapatkan badan hukum agar dapat beroperasi secara lebih optimal.
Sementara itu, keberadaan swalayan yang dikelola oleh BMT NU Ngasem turut memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Suparti, salah satu konsumen yang berusia 65 tahun, mengaku sangat terbantu dengan adanya swalayan ini. Ia merasa lebih mudah memenuhi kebutuhan sehari-hari karena harga yang lebih terjangkau serta lokasi yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Dengan konsep bisnis yang terintegrasi serta berbasis pada prinsip syariah, BMT NU Ngasem diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi model bagi koperasi lain dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Kesuksesan lembaga ini membuktikan bahwa koperasi dapat tumbuh menjadi institusi keuangan yang kuat dan profesional tanpa harus bergantung pada sistem perbankan konvensional.