Aktivitas Gunung Ruang di Sulawesi Utara: Kegempaan dan Potensi Bahaya Erupsi

Beraspirasi – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru-baru ini melaporkan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan pada Gunung Ruang, yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. Laporan yang mencatat kegiatan Gunung Ruang selama periode 16-30 November 2024 menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan jumlah kegempaan dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya, potensi bahaya masih tetap ada dan perlu diwaspadai.
Selama periode tersebut, Gunung Ruang tercatat mengalami 22 kali gempa vulkanik, 34 kali gempa embusan, dan tiga kali gempa vulkanik dangkal. Selain itu, tercatat pula empat kali gempa tektonik lokal dan 87 kali gempa tektonik jauh. Tidak hanya itu, satu kali getaran banjir dengan amplitudo 13 milimeter dan durasi 1068 detik juga terekam pada tanggal 29 November 2024. Meskipun kegempaan vulkanik pada Gunung Ruang cenderung rendah, dominasi gempa tektonik menunjukkan adanya pengaruh dari aktivitas subduksi di wilayah Sulawesi Utara dan Laut Maluku.
Kepala Badan Geologi, Mohammad Wafid AN, dalam laporannya menyatakan bahwa meski jumlah kegempaan menurun dibandingkan dengan bulan April-Mei 2024, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih belum kembali ke kondisi normal. Gempa vulkanik pada periode ini tercatat berkisar antara satu hingga tiga kali per hari. Aktivitas vulkanik seperti ini menunjukkan bahwa meskipun situasi lebih terkendali, masyarakat dan pihak berwenang harus tetap waspada.
Secara visual, Gunung Ruang masih menunjukkan aktivitas yang cukup mencolok, dengan asap kawah yang berwarna putih dan intensitas yang bervariasi dari tipis hingga tebal. Asap ini teramati mencapai ketinggian sekitar 50 hingga 200 meter dari puncak kawah, menandakan adanya proses vulkanik yang terus berlangsung. Keberadaan asap ini menjadi indikator penting, mengingat potensi erupsi eksplosif dapat terjadi kapan saja, seperti yang terjadi pada erupsi besar sebelumnya.
Pada 17 April 2024, Gunung Ruang sempat mengalami erupsi eksplosif yang menghasilkan kolom erupsi setinggi 2.500 meter, disertai dengan suara gemuruh dan dentuman keras. Erupsi berikutnya yang lebih dahsyat terjadi pada 30 April 2024, yang diawali dengan peningkatan signifikan dalam gempa vulkanik dangkal pada tanggal 28 hingga 29 April. Warga yang tinggal di sekitar Gunung Ruang, khususnya di Kampung Pumpente dan Kampung Laingpatehi, yang berada di Pulau Ruang, terpaksa direlokasi untuk menghindari ancaman erupsi yang semakin membesar. Mereka dipindahkan ke Desa Modisi di Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bahaya yang lebih besar.
Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Ruang saat ini meliputi erupsi yang bisa menghasilkan lontaran material pijar serta paparan abu vulkanik, yang dampaknya tergantung pada arah dan kecepatan angin. Selain itu, ancaman lahar juga sangat mungkin terjadi, terutama jika hujan deras turun di sekitar kawasan vulkanik. Hal ini menambah kerumitan situasi karena lahar dapat mengalir dengan cepat, menghanyutkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan kondisi yang ada, Badan Geologi terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Ruang dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Gunung Ruang disarankan untuk selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi. Selain itu, penting bagi pemerintah daerah untuk memperkuat upaya mitigasi dan evakuasi guna melindungi warga dari potensi bencana alam yang dapat datang sewaktu-waktu.