Dompet Dhuafa dan Samudera Peduli Bangun Sumur Wakaf untuk Atasi Kekeringan di Cirebon

Sumber: antaranews.com
Beraspirasi – Untuk mengatasi permasalahan kekeringan yang dialami warga Desa Cupang dan Desa Guwa Kidul di Cirebon, Jawa Barat, Dompet Dhuafa bersama Samudera Peduli telah membangun sumur wakaf di atas tanah yang telah dihibahkan. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pasokan air bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Kepala Lembaga Pengembangan dan Investasi Wakaf Dompet Dhuafa, Prima Hadi Putra, menjelaskan bahwa pembangunan sumur ini merupakan bagian dari ekosistem wakaf yang berorientasi pada pemanfaatan aset secara luas dan berkelanjutan. Ia menuturkan bahwa wakaf adalah konsep pemisahan aset yang digunakan untuk kepentingan masyarakat dalam jangka panjang, termasuk dalam hal penyediaan layanan air bersih.
Menurutnya, Desa Cupang memiliki karakteristik tanah berbatu kapur yang menyebabkan minimnya daya resapan air. Kondisi tersebut semakin diperburuk oleh aktivitas pertambangan di sekitar wilayah tersebut, yang menyebabkan sumber air utama semakin sulit diperoleh oleh warga.
Penanggung jawab Pelaksana Program Wakaf Sumur di Jawa Barat, Yogi, mengungkapkan bahwa timnya bersama Samudera Peduli telah melakukan asesmen terhadap beberapa titik yang berpotensi menjadi sumber air menggunakan metode geolistrik. Dari hasil survei tersebut, diketahui bahwa sumber air ditemukan di pekarangan rumah salah satu warga bernama Sanusi, yang kemudian memutuskan untuk mewakafkan tanahnya agar bisa dimanfaatkan sebagai sumur air bersih bagi masyarakat.
Setelah lokasi ditentukan, proses penggalian sumur segera dilakukan dengan melibatkan tenaga ahli. Dalam kurun waktu 45 hari, sumur dengan kedalaman 30 meter berhasil dibangun. Sumur tersebut mampu menghasilkan air sebanyak 2 liter per detik dan ditampung dalam toren berkapasitas 5.000 liter. Air yang tersedia dari sumur ini kemudian disalurkan ke 90 Sambungan Rumah (SR) yang mencakup 100 keluarga dan satu mushola.
Artika Tasya, salah satu Dewan Pengurus Yayasan Samudera Peduli, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembangunan sumur tersebut. Ia berharap agar aset ini dapat digunakan secara bijak dan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.
Sanusi, sebagai pewakaf tanah sekaligus penerima manfaat, juga mengungkapkan rasa syukurnya. Ia menjelaskan bahwa kini air bersih menjadi lebih melimpah, dan dalam waktu kurang dari satu jam, toren air dapat terisi penuh. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk menghibahkan tanahnya diambil demi kepentingan bersama, terutama dalam menghadapi musim kemarau yang sering kali menyebabkan kekurangan air bagi warga sekitar.
Selain di Desa Cupang, pembangunan sumur wakaf juga dilakukan di Desa Guwa Kidul. Dalam proyek ini, Dompet Dhuafa dan Samudera Peduli bekerja sama dengan Kelompok Kerja Masyarakat (KKM) Sumber Toya, yang sejak tahun 2019 telah mengelola pemanfaatan sumber air resapan di desa tersebut.
Sekretaris KKM Sumber Toya, Rifah, menjelaskan bahwa sebelum adanya sumur ini, sumber air di Desa Guwa Kidul tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang memiliki 340 SR, termasuk tiga pondok pesantren, satu sekolah, serta enam mushola. Selain itu, pompa air yang tersedia hanya mampu menghasilkan sedikit air dengan kualitas yang kurang baik.
Dengan adanya dukungan dari Dompet Dhuafa dan Samudera Peduli, pembangunan sumur wakaf di desa ini berhasil dilakukan dengan kedalaman 50 meter dan kapasitas debit air sebesar 4 liter per detik. Rifah menambahkan bahwa jumlah SR yang dapat menikmati pasokan air kini bertambah menjadi 350.
Untuk memastikan distribusi air berjalan lancar dan tetap terjangkau, sistem tarif berbasis subsidi silang telah diterapkan. Harga yang dikenakan untuk 10 liter pertama ditetapkan sebesar Rp3.000, sedangkan tarif berikutnya berkisar antara Rp4.000 hingga Rp5.000. Sementara itu, untuk pondok pesantren dan sekolah, harga yang dikenakan adalah Rp4.000 per 10 liter. Rifah juga menyebutkan bahwa bagi warga yang mengalami kesulitan ekonomi, kebijakan keringanan pembayaran dapat diterapkan sehingga mereka tetap dapat menikmati akses air bersih tanpa terbebani biaya yang terlalu besar.
Ia berharap bahwa program wakaf sumur ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, tidak hanya di Cirebon tetapi juga di berbagai daerah lain yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Dengan adanya sumur wakaf, diharapkan kesejahteraan warga dapat meningkat, dan lebih banyak kawasan yang mengalami kekeringan bisa mendapatkan akses air yang layak.